“Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Cengkih”

Posted by Unknown

Cengkinh (Eugenia aromatic atau syzigium aromaticum) termasuk dalam family Myrtaceae. Tanaman ini berbentuk pohon tingginya dapat mencapai 20 – 30 m, dan dapat berumur lebih dari 100 tahun, di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe cengkih, yaitu tipe ambon, tipe rara, tipe Indari, tipe dokiri,. Cengkih di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu “si putih”, “si kotok”, “zin zibar”, dan “ambon”. Tanaman ini bias tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian 0-800 m dpl (di atas permukaan laut) atau pada suhu 22º-30º C, tetapi paling optimum pada ketinggian 300-600 m dpl, untuk ukuran tanah dengan kemiringan sampai 20% lebih baik daripada tanah datar. Karena drainasenya lebih baik.. bibit yang di pilih harus bersifat unggul, bibit yang akan di tanam biasanya berumur 1-2 tahun, bibit yang dipilih juga harus sehat, dan untuk pengankutan bibit biar tidak mengalami kerusakan ada cara-cara sendiri: 1. Bibit harus dicegah dari terik sinar matahari, bibit harus di hindari dari dari terpaan angin kencang yang bias mengakibatkan rusaknya taruk dan kelayuan. Setelah benih di semaikan di bedengan pembibitan, semaian sudah boleh ditanam di bedengan pembibitan dua minggu setelah bedengan disterilkan.

Pemeliharaan bibit di bedengan pembibitan terdiri atas penyiraman, pengaturan naungan, pemupukan, pengendalian hama. Bibit Cengkih biasanya dipindah ke lapang setelah berumur 1-2 tahun. Bibit yang dipelihara dalam polibag bias langsung dibawa ke areal tanam dengan menggunakan keranjang. Tanaman Cengkih yang baru di tanam di areal tanam tidak tahan terhadap kekeringan. Untuk mengatasinya penanaman sebaiknya dilakukan di awal musim hujan, lubang tanam dibuat 3-6 bulan sebelum tanam, hal ini memperbaiki struktur tanah, penanam sebaiknya dilakukan pagi hari (jam 6.30-10.00) atau sore (jam 15.00-17.30) agar penguapan dapat ditekan rendah sehingga tanaman tidak layu.

Pemeliharaan kebun dan tanaman cengkih meliputi : pemupukan, pengemburan tanah, pengendalian hama, penyakit, dan gulma, pemangkasan penutup tanah dan tanaman pelindung. Pencegah timbulnya serangga : Gunakan benih yang dari jenis betul-betul unggul, tanaman cengkih pada tempat yang sesuai,. Untuk pemanenan, bunga cengkih yang dipanen harus benar-benar matang. Setelah dipanen cengkih dijemur untuk menghilangkan kadar air 12-14%, kadar air yang melebihi 14% menyebabkan cengkih mudah terserang jamur, untuk pengeringan di butuhkan waktu 5-6 hari dan sesudah itu cengkih dapat dipasarkan dan dapat dikirim ke pabrik-pabrik rokok.
More about“Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Cengkih”

PROFIL DAN CIRI CANDI WRINGIN LAWANG

Posted by Unknown

Bangunan kuno wringin lawang ini sebenarnya bukan bangunan candi melainkan sebuah  gapura. Gapuran wringin lawang terletak di wilayah administrasi Dukuh Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan. Bangunan ini berada dipermukaan tanah pada ketinggian 36,42 M diatas permukaan laut, orientasi bangunan kearah Timur Barat dengan azimut 279°. Bangunan kuno ini dikenal sejak tahun 1815 dalam tulisan Raffles yang disebut dengan nama “Gapura Jati Pasar”. Pada tahun 1907 dalam tulisan Knebel gapuran ini dikenal dengan Gapura Wringin Lawang, dibuat dari bata, menurut cerita sesepuh yang tinggal di dekat lokasi gapura, bahwa sebutan wringin lawang diakitkan dengan adanya dua pohon beringin yang mengapit gapura tersebut.

Sebelum dipugar, bangunan ini dalam keadaan rusak dengan tinggi 15.50 M, kaki dan tubuh gapura masih berdiri, namun pada bangunan sisi utara sebagian tubuhnya dan puncak gapura telah runtuh dan hilang, yang tersisa tinggal 9 M, sedang bangunan sisi selatan kondisinya masih dalam keadaan relatif utuh, hanya bagian kemuncak saja yang hilang.

CIRI FISIK

Bentuk dasar denah Gapura Wringin Lawang adalah persegi empat, berukuran 13 x 11,50 M. kaki gfapura tingginya kurang lebih 4,70 M. struktur kaki dari bingkai bawah, badan, kaki dan bingkai atas. Susunan bingkai kaki gapura terdiri dari susunan pelipit-pelipit rata atau datar, sedangkan badan kaki polos. Pada gapura tersebut lorong yang lebarnya 3,50 M, sedang disisi timur dan barat terdapat sisa-sisa anak tangga. Tampaknya anak tangga ini semula dibatasi oleh pipi tangga dan pada sisi sebelah utara dan selatan gapura terdapat sisa struktur bata yang mungkin merupakan bagian dari tembok keliling.

Tubuh gapura mempunyai tinggi 6,60 M, tubuh secara vertikal terbagi menjadi tiga yaitu bingkai bawah tubuh, bidang tubuh, dan bingkai atas tubuh. Bingkai bawah terdiri dari susunan pelipit-pelipit rata dan pelipit sisi genta, sedang bingkai atas tubuh menyambung dengan bingkai puncak gapura. Tinggi atap gapura 7,85 M, atap ini bentuknya bertingkat-tingkat dan pada masing-masing tingkatan terdapat hiasan berbentuk menara-menara kecil sedang pada ujung-ujung atap gapura dihiasi dengan antefik-antefik.
More aboutPROFIL DAN CIRI CANDI WRINGIN LAWANG